Mengenal Jenis Diare, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

jenis jenis diare berdasarkan durasinya dan gejalanya

Diare, atau mencret, adalah kondisi medis yang ditandai dengan frekuensi buang air besar yang meningkat dan konsistensi tinja yang lebih encer daripada biasanya. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa.

Diare bisa bersifat ringan dan sembuh dengan sendirinya, namun ada juga yang memerlukan penanganan medis yang lebih serius. Oleh karena itu, penting untuk mengenal jenis-jenis, apa penyebab diare, cara mengobati dan mencegahnya.

Jenis-Jenis Diare

Diare dapat dikategorikan berdasarkan durasi dan penyebabnya. Berdasarkan durasi, diare dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Diare Akut

Diare akut adalah jenis diare yang berlangsung singkat, biasanya kurang dari dua minggu. Penyebab paling umum dari diare akut adalah infeksi oleh virus, bakteri, atau parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Gejala diare akut seringkali muncul secara tiba-tiba dan disertai dengan gejala lain seperti mual, muntah, demam, dan sakit perut.

2. Diare Kronis

Diare kronis adalah jenis diare yang berlangsung lebih dari empat minggu. Penyebab diare kronis lebih beragam dan kompleks dibandingkan diare akut.

Beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan diare kronis antara lain penyakit radang usus (seperti penyakit Crohn dan kolitis ulserativa), sindrom iritasi usus besar (IBS), intoleransi makanan (seperti laktosa atau gluten), dan efek samping obat-obatan tertentu.

Jenis Diare Berdasarkan Mekanisme Terjadinya

Berdasarkan mekanisme terjadinya, diare dapat dibagi menjadi:

1. Diare Osmotik

Diare jenis ini terjadi karena adanya zat-zat tertentu dalam usus yang menarik air sehingga tinja menjadi . Contohnya, intoleransi laktosa yang menyebabkan tubuh tidak dapat mencerna laktosa dalam susu.

2. Diare Sekretorik

Diare sekretorik terjadi akibat peningkatan sekresi cairan dan elektrolit ke dalam usus. Kondisi ini sering disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang menghasilkan toksin yang merangsang sekresi cairan.

3. Diare Motilitas

Diare motilitas disebabkan oleh gangguan pergerakan usus sehingga makanan tidak sempat diserap dengan baik. Kondisi ini dapat terjadi akibat gangguan saraf pada usus atau akibat penggunaan obat-obatan tertentu.

Apa Saja Penyebab Diare?

Apa Saja Penyebab Diare?
Sumber: Freepik

Selain yang telah disebutkan di atas, beberapa penyebab umum diare lainnya antara lain:

  • Mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri seperti Salmonella, E. coli, atau Staphylococcus aureus.
  • Infeksi parasit seperti Giardia lamblia dan Entamoeba histolytica juga dapat menyebabkan diare.
  • Stres, perubahan pola makan secara drastis, atau kurang tidur dapat memicu diare pada beberapa orang.
  • Kondisi medis lainnya. Penyakit celiac, diabetes, dan penyakit hati juga dapat menyebabkan diare.

Gejala Diare

Selain frekuensi buang air besar yang meningkat dan konsistensi tinja yang encer, gejala diare lainnya yang mungkin muncul meliputi:

  • Nyeri perut: Rasa sakit atau kram pada perut.
  • Mual dan muntah: Terutama pada diare yang disebabkan oleh infeksi virus.
  • Demam: Demam ringan hingga tinggi, tergantung pada penyebab diare.
  • Darah atau lendir dalam tinja: Jika terdapat darah atau lendir dalam tinja, segera konsultasikan dengan dokter.
  • Dehidrasi: Dehidrasi dapat terjadi jika kehilangan cairan tubuh akibat diare tidak diganti. Gejala dehidrasi meliputi mulut kering, mata cekung, urin berwarna gelap, dan pusing.

Cara Mengatasi Diare

Cara Mengatasi Diare
Sumber: Freepik

Jika diare disertai dengan gejala berat seperti demam tinggi, darah dalam tinja, atau dehidrasi parah, segera konsultasikan dengan dokter. Sedangkan untuk mengatasi diare ringan, Anda dapat melakukan beberapa hal berikut:

Banyak minum: Ganti cairan yang hilang dengan minum air putih, oralit, atau cairan elektrolit lainnya.

Istirahat yang cukup: Tubuh membutuhkan waktu untuk pulih.

Hindari makanan yang sulit dicerna: Makanan pedas, berlemak, dan berserat tinggi dapat memperparah diare.

Konsumsi makanan yang mudah dicerna: Nasi, pisang, apel, dan wortel bisa menjadi pilihan yang baik.

Konsumsi probiotik: Probiotik dapat membantu memulihkan keseimbangan bakteri baik dalam usus.

Obat diare: Jika diperlukan, Anda dapat mengonsumsi obat diare yang dijual bebas, namun sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan apoteker.

Pencegahan Diare

Bagi Anda yang dalam kondisi segat, atau sudah pulih dari diare, perlu sekali untuk melakukan pencegahan. Beberapa tips untuk mencegah diare antara lain:

Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan, setelah menggunakan toilet, dan setelah beraktivitas.

  • Pastikan makanan yang Anda konsumsi sudah matang sempurna untuk membunuh kuman.
  • Simpan makanan pada suhu yang tepat untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
  • Minum air yang bersih dan aman: Hindari mengonsumsi air mentah atau es batu yang tidak bersih.
  • Jaga kebersihan lingkungan sekitar, terutama dapur dan toilet.

Demikian penjelasan tentang jenis-jenis diare, penyebab, dan cara mengobatinya. Penting juga untuk selalu mencegah timbulnya diare dengan tips di atas supaya Anda dan keluarga terhindar dari penyakit satu ini. Semoga bermanfaat.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *